• 0741-5911449
  • baya@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi
Pangan
Pelatihan GAP (Good Agriculture Practice) Budidaya Padi Sawah dan Kelembagaan Kelompok Tani, Yayasan

Pelatihan GAP (Good Agriculture Practice) Budidaya Padi Sawah dan Kelembagaan Kelompok Tani, Yayasan

Sejak tahun 2007, Yayasan Setara secara intens telah  aktif melakukan pendampingan petani, baik dari petani pangan dan juga petani kelapa sawit guna menjaga pertanian yang baik dan berkelanjutan. Untuk periode ini, pendampingan petani pangan (petani padi sawah) dilakukan di 3 wilayah Provinsi Jambi, yaitu di Desa Kunangan, Kabupaten Muaro Jambi dan Desa Terusan serta Desa Pasar Terusan di Kabupaten Batanghari.  

Landasan program Yayasan Setara yaitu dengan melihat realita kondisi pertanian saat ini, banyak permasalahan yang dihadapi petani. Mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, teknik budidaya, sistem tanam, irigasi, pengendalian hama & penyakit, manajemen panen dan pasca panen hingga kegiatan hilir berupa pemasaran. Semuanya butuh strategi yang baik dan tepat. Selama ini banyak petani yang bertani dengan dasar pengetahuan turunan. Mereka melakukan kegiatan pertanian mengikuti pola-pola yang telah dilakukan leluhurnya atau orang tua secara turun-temurun. Tanpa disadari, potensi lahan dan kegiatan pertaniannya dibiarkan begitu saja.

Kemudian tingginya ekspansi lahan pertanian terutama padi dan horticultura ke arah sektor perkebunan, menjadi motivasi Yayasan Setara untuk menjaga dan meningkatkan areal pangan di Provinsi Jambi. Bahkan contoh kasus di Desa Kunangan Kec.Taman Rajo Kab. Muaro Jambi, areal pangan terancam bergeser menjadi industri batubara. Secara perlahan, setiap tahunnya lahan sawah petani mulai dibeli oleh perusahaan sedikit demi sedikit. Disisi kelembagaan, banyak sekali kelompok tani yang sudah tidak aktif bahkan tidak jelas lagi stuktur dan fungsi serta tujuan berkelompok.  Jadi dalam kegiatan bertani, umumnya petani melakukan secara perorangan/individual tanpa melibatkan peran kelompok.

Salah satu program yang diusung oleh Yayasan Setara guna meningkatkan pengetahuan dan sikap petani, adalah dengan mengadakan kegiatan pelatihan budidaya padi (GAP) dan kelembagaan kelompok. Dengan meningkatnya pengetahuan dan sikap, diharapkan mampu mengubah pola pikir dan pola bercocok tanam ke arah yang lebih baik, sehingga secara tidak langsung juga mampu meningkatkan produktivitas hasil tani.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan sudah dimulai sejak  Bulan Februari Tahun 2019, dimana Yayasan Setara mengadakan Training Of Trainer (TOT). Sesuai namanya, pada tahap ini tim melatih 15 orang kandidat sebagai Local Trainer, yang dipilih dari 3 desa dampingan tersebut. Adapun para Local Trainer dilatih oleh seorang narasumber, yaitu Bapak Suyanto. Beliau merupakan petani teladan di Desa Pudak Kec.Kumpeh Ulu Kab.Muaro Jambi sekaligus petani penangkar benih terbaik nomor dua tingkat nasional. TOT dilakukan selama 2 hari dan menggunakan pola pendidikan orang dewasa agar dalam penyampaian materi benar-benar optimal. Dengan adanya Local Trainer, diharapkan ke-15 orang inilah yang akan mampu menjadi pelatih lokal bagi 250 orang petani lainnya.

Kemudian setelah itu, kegiatan lanjutannya adalah Farmer Training atau pelatihan petani. 15 orang local trainer terlatih tadi, mampu menjadi narasumber atau pelatih bagi 250 petani terdata yang dibagi dalam 3 wilayah :

a.     Desa Kunangan             : 50 petani

b.    Desa Pasar Terusan      : 100 petani

c.     Desa Terusan                : 100 petani

Farmer training dilakukan selama 2 hari dan dibagi dalam beberapa kelas, yang mana setiap kelas berjumlah 25 orang peserta. Adapun pelaksanaan dilakukan berlangsung dari bulan Februari hingga April 2019.  Diakhir pelatihan, diharapkan 250 petani terlatih ini nantinya memiliki pengetahuan yang meningkat dalam berbudidaya padi sawah dan mampu menjadi penyuluh swadaya bagi petani lainnya yang ada di desa.

Selama pelaksanaan, banyak sekali sharing dan diskusi yang tejadi. Baik itu seputar kegiatan pratanam hingga ke pasca panen. Contohnya, pada tahap pemilihan benih yang baik. Sebagian petani baru mengetahui penggunaan air garam sebagai cara menyeleksi benih yang baik. Selama ini petani menggunakan air biasa sebagai air untuk merendam benih, bahkan ada petani yang tidak melakukan seleksi benih.

Kemudian untuk pola tanam dan jarak tanam, mayoritas petani masih menggunakan sistem tanam acak. Padahal dengan sistem tanam acak memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

–          Pertumbuhan gulma dan hama yang tidak terkendali.

–          Lebih rentan terserang penyakit

–          Sulit melakukan perawatan dan pemupukan, karena jarak tanaman tidak teratur

–          Populasi tanaman yang tidak maksimal, dan

–          Produksi padi tidak optimal.

Oleh karena itu, didalam pelaksanaan pelatihan disampaikan bahwa penggunaan sistem tanam Jajar Legowo sangatlah dianjurkan untuk diterapkan. Berbagai kelebihan dengan menggunakan menggunakan pola jarwo diharapkan menjadi poin utama bagi petani padi dalam rangka meningkatkan produktivitas padi sawah.

Dari segala proses pelaksanaan GAP dan Kelembagaan Kelompok Tani yang sudah dilaksanakan, diharapkan adanya perubahan pertanian pangan kearah yang lebih baik, baik ditinjau dari sisi budidaya hingga pola pikir petani dalam bertani. Untuk ditingkat desa dan instansi terkait, diharapkan juga ada kebijakan-kebijakan serta program yang dapat mendukung keberlangsungan pertanian desa di Provinsi Jambi.

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *