
Sawit Berkelanjutan, Harapan Petani Swadaya Sawit Menuju ISPO dan RSPO
Oleh : Zulfa Amira Zaed
Sertifikasi ISPO dan RSPO menjadi harapan petani swadaya sawit untuk meningkatkan taraf ekonomi. Dengan legalitas, komoditas sawit dapat memenuhi standarisasi. Tak hanya itu, premi dari sertifikasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas asosiasi petani swadaya sawit.
Untuk mendukung hal tersebut, Setara Jambi bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menggelar Lokakarya diseminasi pembelajaran inisiatif dukungan UNDP dan SECO untuk bersama-sama melihat hasil serta pembelajaran dari pelaksanaan RAD KSB di Provinsi Jambi” pada 30 Agustus 2023 di Swissbel Hotel.
Lokakarya ini merupakan clossing program UNDP dan SECO dalam upaya mendukung petani sawit swadaya berkelanjutan.
Program pelatihan petani swadaya sawit yang dilaksanakan Setara telah mencapai target dengan melatih lebih dari 1.000 petani di Kabupaten Tebo.

Dalam Lokakarya ini, turut hadir Kepala Dinas Perkebunan, Agusrizal, Sekda Provinsi Jambi, Sudirman, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo, Errafiq Erfianli, OPD terkait, NGO/CSO di Jambi, serta petani swadaya sawit dari empat desa Kabupaten Tebo, yaitu Desa Sumber Sari, Desa Lubuk Benteng, Desa Pulau Temiang, dan Desa Malako Intan.
“Kita harus mendorong mewujudkan sawit berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tidak deforestasi. Saat ini, sawit menjadi tulang punggung ekonomi di Provinsi Jambi. Perlu persiapan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten untuk mewujudkan sawit berkelanjutan,” kata Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.
Dalam kesempatan tersebut, Agusrizal menjelaskan, untuk menuju sertifikasi ISPO dan RSPO, para petani swadaya sawit perlu didampingi dan diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengelola perkebunan sawit yang mereka miliki.
Total luas lahan sawit di Provinsi Jambi mencapai 1,2 juta hektare. Lahan ini didominasi oleh lahan milik masyarakat baik yang telah tergabung dalam kelompok tani maupun belum.
“Petani swadaya sawit kita harus didorong untuk bergabung dalam kelompok atau asosiasi tani. Hal ini bertujuan untuk memudahkan tercapainya sertifikasi ISPO dan RSPO,” katanya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Sekda Provinsi Jambi, Sudirman menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya memajukan kualitas sawit di Provinsi Jambi.
“Saat ini tuntutan ekspor sawit begitu tinggi. Semoga dapat meningkat dari segi kualitas dan kuantitas dengan memperhatikan faktor lingkungan. Terima kasih kepada UNDP dan SECO atas dukungannya, serta Setara Jambi yang hingga saat ini terus berkomitmen membantu petani swadaya sawit kita untuk menerapkan sawit berkelanjutan,” kata Sudirman.
Setara Jambi berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas petani swadaya sawit untuk mengelola kebunnya menuju sawit berkelanjutan.
“Kami melatih 18 petani untuk menjadi lokal trainer yang dilanjutkan lebih dari 1.000 petani swadaya sawit tentang cara budidaya, sertifikasi ISPO-RSPO, dan materi lainnya. Harapannya untuk meluruskan pengelolaan kebun agar mengelola kebun sawit dengan benar, meningkatkan kapasitas kebun yang mereka miliki, bukan memperluas kebun. Selanjutnya akan ada dukungan kepada petani untuk mendapatkan sertifikasi ISPO sesuai dengan mandat pemerintah maupun RSPO untuk meningkatkan produktifitas dengan memperhatikan lingkungan,” kata Nurbaya Zulhakim.
Para petani sawit swadaya yang hadir dalam lokakarya itu meng-amini kinerja Setara Jambi.
“Kami berterima kasih sekali kepada Setara Jambi dan seluruh pihak yang mendukung pelatihan ini. Dulu kami asal saja ketika memberi pupuk. Sekarang kami juga tahu bagaimana cara memupuk yang benar. Perubahan besar yang saya lakukan setelah mengikuti pelatihan itu, saya membersihkan semak belukar di kebun saya, itu menjadi semacam cambukan bagi saya. Sekarang kebun saya menjadi bersih. Semoga produktifitas sawit saya meningkat,” kata Slamet Riyanto, petani swadaya sawit asal Desa Sumber Sari.*