• 0741-5911449
  • info@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi
Sawit
Petani Swadaya Kelapa Sawit Asal Jambi Kembali Mendapatkan Sertifikat

Petani Swadaya Kelapa Sawit Asal Jambi Kembali Mendapatkan Sertifikat

Petani Swadaya Kelapa Sawit Asal Jambi kembali mendapatkan Sertifikat dalam Perhelatan Akbar RSPO RT 17 di Bangkok Thaland.

– RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) adalah organisasi rantai minyak sawit yang terus membangun inovasi untuk memperkuat komitmen dalam upaya tata kelola kelapa sawit berjelanjutan di seluruh dunia.

Perusahaan perkebunan, pabrik CPO, bank, pengelola manufaktur produk minyak sawit, pedagang, akademisi, petani dan NGO bertemu untuk membahas perkembangan, system dan merancang perncapaian. Pertemuan tahunan yang dikenal dengan Round Table Meeting RSPO (Rapat Meja Bundar RSPO) yang kemudian disingkat RT, saat ini dilaksanakan RT 17 yang berlangsung di Hotel Marriot Marquis  Bangkok Thailand (3-7 November 2019).

Pada perhelatan besar ini Organisasi Petani Kelapa Sawit Swadaya GAPOKTAN Tanjung Sehati (GTS) dari Kabupaten Merangin, mendapatkan resertifikasi RSPO, selain GTS dua Asosiasi Petani lainnya yang mendapatkan sertifikat RSPO adalah Asosiasi Cahaya Putra Harapan (ACPH)  dari Kabupaten Batanghari dan Asosiasi Petani Berkah Mandah Lestari (APBML) dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah total petani 812 petani dengan luas kebun kelapa sawit 1434 Ha.

Luas ini mungkin hanya sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah total petani swadaya yang di Provinsi Jambi.” Ujar Nurbaya Zulhakim, Direktur Yayasan Setara Jambi.

” Akan tetapi dengan pencapaian ini menjadi keberhasilan awal untuk semakin banyak petani yang tersertifikasi di masa mendatang.” Ucapnya.

Besar harapan kami juga bahwa petani bersertifikat RSPO juga dapat mengajukan sertifkat ISPO sebagai wujud komitmen kesunguh-sungguhan mengembangkan pengelolaan kebun kelapa sawit secara berkelanjutan baik secara nasional maupun internasional. Karena diakui atau tidak saat ini dan beberapa waktu ke depan kita masih menggantungkan penjualan CPO kita kepada pasar Internasional, Karena itulah petani swadaya ataupun petani plasma harus bersama-sama mewujudkan dan membuktikan peraktek pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan, tidak hanya secara ekonomi tapi juga secara sosial dan lingkungan. Sertifikasi ini juga menjadi control bagi petani untuk berorientasi kepada peningkatan produktivitas, bukan pada perluasan lahan terlebih dalam kawasan hutan.” Pungkas Nurbaya.

Sementara itu Ardiyansah selaku Ketua Asosiasi Petani Berkah Mandah Lestari sekaligus penerima sertifikat mengatakan Sertifikat ini diperoleh sebagai bukti bahwa tiga asosiasi petani swadaya kelapa sawit telah melaksanakan peraktek pengelolaan kebun secara berkelanjutan sesuai dengan standar RSPO.

Harapanya dengan sertifikat RSPO ini petani mampu terus mempertahankan upaya pengeolaan kelapa sawit yang berkelanjutan dan dapat menularkan peraktik baik ini kepada petani lainnya.”Ujarnya.

Dengan premium sharing yang diperlolah dari kredit penjualan sertifikat dapat dijadikan modal bagi asosiasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui program pengadaan pupuk, usaha penjualan TBS secara berkelompok dan usaha lainnya berbasis pelayanan kepada anggota. “Terangnya.

Tentu pencapaian ini bukanlah hal yang mudah, membutuhkan kesadaran dan kerja keras pagi pengurus asosiasi dan peran aktif anggota kelompok tani, dan dengan dukungan dari banyak pihak yaitu Yayasan Setara Jambi, Pemerintah dalam hal ini Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan Kabupaten Tanjung-Jabung Barat dan Batanghari, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanjung-Jabung Barat dan Batanghari, Dinas Perizinan Satu Pintu kabupaten Tanjung-Jabung Barat, Kepala Desa, Camat.   

Pihak perusahaan juga berperan penting dalam pencapaian ini yaitu Asian Agri, yang telah memberikan pelatihan, bahkan mengapresiasi kami dengan memberikan DO sendiri untuk petani bersertifikat dengan harga yang lebih baik, hal ini tentu menjadi penyemangat bagi petani.”Tambahnya.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami.

Kami sangat bersyukur mendapatkan penghargaan ini, kami berkomitmen untuk membuktikan kepada pasar dunia bahwa kami mampu memperaktekkan pengeleolaan kebun ramah sosial dan lingkungan, tidak seperti apa yang selama ini dituduhkan, bahwa semua petani swadaya buruk, membakar lahan dan merusak hutan.” Pungkas Ardiansyah.

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *