Berhasil Mempromosikan Minyak Sawit Berkelanjutan Di Propinsi Jambi
FPS-MRM Tanjabbarat dikunjungi kedutaan Swiss (Jakarta-Indonesia) dan SECO.
Tepat tanggal 29 Januari 2018 lalu, Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM) Tanjung Jabung Barat dikunjungi oleh 1 orang dari kedutaan Swiss (Untuk Indonesia) yaitu Mr Remy Duiven dan 1 orang dari SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs) yaitu Mr Christian Robin, kunjungan yang dihadiri oleh 3 orang perwakilan IDH (Inisiatif Dagang Hijau) juga dihadiri oleh utusan dari Asian Agri di Jakarta yaitu pak Fadil Hasan.
FPS-MRM adalah salah satu Kelompok Petani yang berhasil mendapatkan sertifikat RSPO pada tahun 2017 lalu dengan anggota 174 petani dengan luas sekitar 400 Ha. Usaha untuk mempraktekkan minyak sawit berkerlanjutan di salah satu Kabupaten penghasil minyak sawit ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari berbagai negara. Setelah tahun lalu kunjungan dilakukan oleh utusan dari 5 Negara, kali ini, kunjungan khusus dari Kedutaan Swiss dan SECO.
Selain berdialog lansung dengan petani swadaya, yang difasilitasi oleh Yayasan Setara Jambi, rombongan juga sempat mengunjungi Sungai Pengabuan yang menjadi lokasi Perlindungan dalam bentuk Lubuk Larangan di Sungai Rotan. Rombongan sangat mengapresiasi konservasi yang dilakukan oleh petani-petani di 3 desa (Desa Pulau Pauh, Desa Rantau Benar dan Desa Sungai Rotan) sejak tahun 2015 lalu, dan berhasil menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melindungi sungai dari kerusakan. Keberadaan Lubuk Larangan ternyata memberikan dampak pengurangan dan pembatasan penggunaan kimia di sepanjang sempadan sungai, dan berhasil menghentikan aktifitas merusak di hulu sungai Pengabuan.
Lubuk Larangan adalah hasil dari usaha petani-petani swadaya untuk mengimplementasikan minyak sawit berkelanjutan dengan mengkonservasi sungai sebagai salah satu Nilai Konservasi Tinggi yang tercantum dalam Prinsip dan Kriteria Minyak Sawit Berkelanjutan. Petani swadaya di 5 Desa yang tergabung dalam FPS-MRM tidak hanya mempraktekkan budidaya terbaik dalam bentangan kebun mereka, tapi juga mempraktekkan praktek terbaik dalam lingkungan dalam bentuk bentangan yang lebih luas.
Kunjungan yang dilakukan oleh perwakilan dari negara Swiss dan dari berbagai negara ini tentu saja memberikan nilai positif bagi petani-petani swadaya di propinsi Jambi khususnya dan Indonesia umumnya, dimana keberadaan petani-petani swadaya yang telah mulai melakukan perubahan dan perbaikan dalam pengelolaan kebun kelapa sawit menuju kearah yang bertanggung jawab secara social dan lingkungan, diharapkan dapat menjadi nilai untuk menghapus kesan dan anggapan mengenai buruknya management lingkungan dan management social di sector kelapa sawit terutama petani-petani swadaya.
“Kami berharap agar perwakilan negara-negara eropa yang berkunjung pada kami, dapat menyampaikan salam kami kepada pembeli minyak sawit yang ada di Eropa, dan tolong sampaikan suara kami, bahwa kami petani swadaya kini mulai melakukan perbaikan, dan kami harap agar kami dapat diberikan kesempatan, waktu dan dukungan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Kami berharap tidak ada lagi boikot terhadap produk minyak sawit dari Indonesia.” Ungkap Suhaili sebagai Manager Group FPS-MRM.