• 0741-5911449
  • info@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi

Jamur Baik Penangkal Penyakit Tanaman

Penulis: Cindy Rachel Berlianda

Editor: Zulfa Amira Zaed

Rangkaian pelatihan pengendalian penyakit tanaman yang diikuti oleh petani di Desa Tunas Mudi, Muaro Jambi, Jambi. (photo: Cindy Rachel Berlianda/Yayasan Setara Jambi).

PENYAKIT tanaman menjadi hambatan bagi para petani pangan untuk membudidayakan berbagai macam tanaman seperti padi, terong, timun, cabai, dan lainnya. Hal tersebut membuat petani mencari solusi untuk mengatasinya, namun yang tidak kalah penting adalah dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh pengendali hama.

Untuk menemukan solusi, petani pangan di Desa Tunas Mudo Kecamatan Sekernan Kabupaten Muari Jambi Provinsi Jambi mengikuti pelatihan pada Kamis (24/7) di Aula Desa Tunas Mudo. Hadir sebagai pelatih, Ferdinan, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Muaro Jambi.

Pelatihan ini berfokus pada pemanfaatan jamur baik, khususnya Trichoderma,sp sebagai agen hayati untuk menekan perkembangan penyakit tanaman secara alami. Trichoderma,sp dikenal luas di kalangan petani organik karena kemampuannya menghambat pertumbuhan jamur patogen yang menyerang akar tanaman seperti Fusarium, Rhizoctonia, dan Pythium. Selain itu, jamur ini juga membantu merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan daya tahan tanaman, serta memperbaiki struktur tanah.

Trichoderma,sp berkembangbiak secara alami di alam bebas, juga dapat dikembangbiakkan secara buatan. Proses pembiakkan jamur ini melalui tahapan bahan induk. Pada tahap bahan induk, bahan yang dibutuhkan adalah beras, gula pasir dan biang Trichoderma,sp. Proses pembiakan bahan induk diawali dengan merebus 1 kg beras selama 3 menit, kemudian letakkan di tampah hingga dingin.

Campurkan beras dengan gula pasir sebanyak seperempat sendok makan, aduk hingga rata. Campuran beras dan gula dimasukkan dalam plastik kaca ukuran 1 kg sebanyak 200 g kemudian dikukus selama 30 menit. Angkat dan dinginkan, masukan biang Trichoderma,sp sebanyak seperempat sendok makan ke dalam kantong plastik kaca berisi campuran beras dan gula kemudian dikocok sampai tercampur rata.

Setelah kantong plastik direkatkan, susun dan simpan pada ruangan bersih dan terhindar dari sinar matahari. Trichoderma,sp akan terlihat tumbuh setelah lima sampai tujuh hari. Trichoderma,sp yang tumbuh pada media beras tersebut dengan bahan induk beras yang selanjutnya dapat dibiakkan pada media tanah.

Dalam sesi pelatihan, petani tidak hanya mendengarkan tentang manfaat jamur baik secara teoritis tetapi juga mempraktikkan cara mengaplikasikannya secara langsung di lahan pertanian. Petani belajar cara membuat biang Trichoderma,sp dan menggunakannya untuk perlindungan tanaman cabai, terong, dan tanaman hortikultura lainnya.

“Petani perlu diberi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah penyakit tanaman. Jamur baik seperti Trichoderma,sp adalah solusi yang murah, mudah dibuat, dan sangat efektif,” kata Ferdinan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan petani di Desa Tunas Mudo mampu mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia dan mulai beralih ke metode pengendalian hayati yang lebih berkelanjutan. Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan petani melalui pendekatan teknologi tepat guna dan pelatihan lapangan.

“Kami berharap dengan mengaplikasikan pengendali hama seperti yang telah diajarkan dapat memberikan solusi kepada kami untuk mengendalikan hama di lahan pertanian kami,” kata Sanubi, petani di Desa Tunas Mudo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *