• 0741-5911449
  • info@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Kebun

Oleh: Zulfa Amira Zaed

Kebun yang dikelola oleh petani swadaya biasanya dikelola oleh keluarga dan orang terdekat. Satu peran yang tak kalah penting adalah perempuan.

Telah kita ketahui bahwa perempuan lebih teliti dan teratur. Tentu saja ini tidak sedang membandingkan antara perempuan dan laki-laki. Namun diakui bahwa dukungan perempuan sangat penting dalam pengelolaan kebun seperti menghitung panen dengan cermat dan kontribusi lainnya.

Sebanyak 38 petani swadaya telah mengikuti pelatihan sawit berkelanjutan di Balai Adat Desa Rantau Badak Lamo, Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi pada 26 hingga 28 September 2024. Mayoritas peserta pelatihan adalah perempuan. Rasa ingin tahu para petani perempuan sangat terlihat dari durasi pelatihan yang dirasa belum cukup oleh para peserta. Peserta menginginkan durasi yang lebih panjang agar rasa ingin tahunya tentang pengelolaan kebun terobati.

Kamaria Ulfa, satu peserta yang mengikuti pelatihan dengan antusias.

“Saya sangat senang mendapatkan pelatihan dari Setara Jambi. Saya jadi tahu kriteria buah yang ideal untuk dipanen. Jika selama ini saya berpikir bahwa semakin banyak buah yang dipanen maka semakin bagus dari sisi ekonomi, ternyata itu tidak sepenuhnya benar,” kata Kamaria.

Ia menambahkan jika buah yang matang adalah buah yang ideal untuk dipanen. Jika dipanen saat kurang matang, maka akan menimbulkan kerugian, yaitu kualitas buah yang menurun. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas buah dalam jangka waktu yang lama.

Materi yang dipaparakan pada saat pelatihan antara lain adalah pengenalan sertifikasi ISPO & RSPO, Nilai Konservasi Tinggi, FPIC, dan GAP.

FPIC telah menjadi persyaratan utama Prinsip dan Kriteria (P&C) RSPO sejak diadopsi pada tahun 2005. Persyaratan FPIC dirancang untuk memastikan bahwa Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat RSPO diproduksi tanpa konflik lahan atau ‘perampasan lahan’ dan mencegah manusia terkait pelanggaran hak terhadap masyarakat adat, komunitas lokal dan pengguna lainnya.

Sedangkan GAP adalah materi yang menjelaskan tentang pengelolaan kebun yang benar dan mengacu pada prinsip keberlanjutan, diantaranya adalah pemupukan yang dilakukan dengan rentang waktu dan takaran yang tepat, pembersihan piringan sawit, dan praktek baik lainnya.

Perempuan, pada prinsipnya dapat memegang peranan penting dalam mengelola kebun sawit  milik petani swadaya. Kontribusinya tidak hanya mencakup tentang panen tetapi juga membantu mempertimbangkan untuk menemukan pemecah masalah ketika menemukan kendala dalam pengelolaan kebun.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *