Tingkatkan Kesejahteraan Petani Karet, Yayasan Setara Jambi Latih 1000 Petani di Tiga Kabupaten, Provinsi Jambi
Press Release

Komoditas karet di Provinsi Jambi mengalami penurunan dari tahun ke tahun. hal ini disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari usia karet yang telah melewati batas usia produktif, penurunan harga karet di pasar global, keterbatasan ilmu budidaya karet, serta masifnya alih fungsi lahan menjadi komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan. Bukan hanya itu, serangan penyakit gugur daun dan jamur akar putih (JAP) juga menjadi momok bagi petani
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Yayasan Setara Jambi dengan program Cascade, (Committed Actions for Smallholder Capacity Development), telah melaksanakan rangkaian pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani karet. Sampai dengan saat ini telah terlatih 1.000 petani di tiga kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Bungo, Merangin dan Tebo.
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini mencakup pelatihan klinik karet, yang bertujuan memberikan solusi atas permasalahan teknis yang dihadapi petani; pelatihan tumpangsari kapulaga, yang membantu petani memanfaatkan lahan secara optimal dengan menanam kapulaga di antara tanaman karet; serta kunjungan pabrik, yang memberikan kesempatan bagi petani untuk memahami proses pengolahan karet dan mengetahui standar kualitas apa yang diperlukan oleh pabrik.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan posisi tawar petani dan memfasilitasi komunikasi dengan pabrik pengolahan karet untuk terbangunnya kemitraan penjualan bokar secara langsung. Dengan demikian maka akan memperpendek rantai pasok sehingga petani dapat menjual karet dengan harga yang terbaik.
Upaya tersebut telah dilakukan sejak tahun 2022. Maka menjadi penting untuk disampaikan kepada para pihak dengan tujuan untuk menyampaikan pencapaian dan tantangan pelaksanaan pelatihan sebagai pembelajaran bersama, membangun kolaborasi para pihak untuk mendukung petani karet di Provinsi Jambi serta membangun komunikasi dan solidaritas antar petani karet di tiga kabupaten.
Hal tersebut disampaikan pada ‘Workshop Diseminasi Pembelajaran Program Peningkatan Kapasitas Petani Karet, Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani’ di Hotel Amaris Kabupaten Muara Bungo, Kamis (27/6/2024) yang dihadiri oleh Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan, OPD terkait, lintas NGO, serta petani karet dari tiga kabupaten.
“Saya setuju jika petani karet juga dibantu dari hulu ke hilir. mulai dari bongkar tunggul, bajak, membuat lubang, hingga penggunaan bibit unggul. Silakan asosiasi UPPB bersurat. Jika memungkinkan kita bersuara dan apresiasi langsung kalo hingga kepada presiden,” kata Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi saat memaparkan materi pada diseminasi yang digelar di Hotel Amaris, Kabupaten Muara Bungo, Kamis (27/6).
Meski perjuangan mempertahankan perkebunan karet tidak mudah, namun petani karet dari ketiga kabupaten ini berkomitmen untuk bertahan. Hal ini juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
Budi Santoro, Sourcing Development Officer Anugrah Bungo Lestari menyampaikan dukungan kepada petani karet.
“Dari Kirana Megantara, sudah ada program sejak 2017, namun belum sampai pada tahap pengolahan tanah karena membutuhkan alat berat. Kemitraan kami sudah ada, saat pengiriman ke pabrik kami identifikasi kualitas karetnya seragam. Di Gapkindo sudah menjadi isu nasional 1 kg karet harganya harus sama dengan 1 kg beras agar masyarakat sejahtera,” tutur Budi.
Sunarti seorang petani karet sekaligus ibu rumah tangga hingga kini masih mempertahankan kebun karet miliknya,
“Pelatihan klinik karet sangat berguna bagi kami karena kami mendapat pelatihan yang bermanfaat. Saya berharap kepada pemerintah agar kebun karet juga diberikan kemudahan seperti sawit, mendapat bantuan pupuk sehingga karet kami lebih produktif karena saya pribadi sebagai ibu rumah tangga lebih memilih kebun karet. Ketika suami saya sakit, saya dapat membantu perekonomian keluarga,” tutur Sunarti.
Semetara itu, Adi Nugroho, seorang petani karet yang memanfaatkan kebaikan klinik karet juga mengungkapkan manfaat program yang ia dapatkan.
“Keterampilan cara menyadap yang diajarkan di klinik karet sangat membantu, kalau dulu petani kita masih banyak melakukan penyadapan yang salah, sekarang sudah memahami cara menyadap yang benar sehingga getah yang dihasilkan juga lebih maksimal,” kata Adi.*