• 0741-5911449
  • info@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi

‘Gemah ripah loh jinawi’, semboyan ketahanan pangan?

Oleh: Zulfa Amira Zaed

Zulkarnain, petani pangan asal Jambi yang menyampaikan pandangannya pada acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia di tenant Setara Jambi pada Minggu (12/10). (photo credit: Zulfa Amira Zaed/Setara Jambi)

“Petani menanam hortikultura selama tiga bulan mendapatkan keuntungan seribu rupiah. Sama seperti agen, untung seribu rupiah per kilogram untuk sayuran yang didistribusikan ke Pasar Angso Duo setiap harinya,” kata Zulkarnain.

Zulkarnain, seorang petani pangan dari Muarojambi menembus kerumunan di area car free day Kota Jambi di alun-alun Kantor Gubernur Jambi menuju tenant Setara Jambi pada Minggu (12/10).

Ia menyuarakan bertapa panjangnya proses petani pangan untuk mendapatkan keuntungan dalam setiap tetes keringat mereka. Keuntungan yang bisa dibilang tak sebanding dengan jerih payah selama berbulan-bulan untuk membudidayakan hortikultura seperti timun, pare, dan sebagainya.

Dalam orasinya, Zulkarnain mengajak petani pangan untuk semakin berdaya dan menyiasati untuk mempersingkat rantai pasok, yaitu dengan membawa sendiri hasil panen langsung ke pasar induk yang ada di Kota Jambi. Tujuannya, agar lebih menguntungkan secara ekonomi.

Gemah ripah loh jinawi.

Itu bukan hanya semboyan, melainkan gambaran ketahanan pangan. Lebih tepatnya upaya masyarakat untuk mengupayakan kemakmuran di tanah yang subur.

Pagi itu Setara Jambi merayakan kegembiraan tersebut.

Beragam lapisan masyarakat, yaitu petani, akademisi, NGO, kalangan pemuda, ibu rumah tangga, dan lainnya menuliskan harapan mereka tentang ketahanan pangan.

Indonesia, khususnya Jambi merupakan daerah beriklim tropis yang cocok untuk bercocok tanam, terlebih tanaman pangan mulai dari padi, hortikultura, buah-buahan, dan sayuran. Namun, hal ini tak menjadi jaminan para petani dapat bertahan.

Menurut BPS Jambi, luas lahan persawahan yang memproduksi padi di Jambi terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, luas lahan sawah adalah 84.773 hektare. Kemudian menurun drastis pada tahun 2021, yaitu 64.412 hektare dengan produksi padi pada tahun 2020 adalah sebanyak 386.413 ton dan menurun menjadi 298.149 ton pada 2021.

Sawah makin hilang meski beras adalah bahan makanan pokok yang belum tergantikan hingga saat ini.

Setara Jambi terus bergerak melakukan pendampingan kepada petani dan desa secara langsung di tingkat tapak untuk menumbuhkan petani yang tangguh. Selain itu, Setara juga mengajak masyarakat untuk mendukung program ketahanan pangan demi keberlanjutan.

Sebab, mengupayakan adalah lebih penting dari pada mengharapkan hasil semata.*

Galeri Foto:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *