• 0741-5911449
  • info@setarajambi.org
  • Mayang, Komplek Kehutanan, Jambi
Sawit
Rangkaian Program GYGA: Tim PPKS Ambil Sampel Hasil Panen Pada Kebun Demplot Petani

Rangkaian Program GYGA: Tim PPKS Ambil Sampel Hasil Panen Pada Kebun Demplot Petani

Penulis            : Ali Suharjo

Jambi – Indonesia merupakan negara penghasil Kelapa Sawit terbesar di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jendral Pekebunan Kementrian Pertanian Pertanian, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada Tahun 2022* mencapai 15.3 Juta Ha, dengan rincian Perkebunan Rakyat (PR) 6.3 juta Ha, Perkebunan Besar Negara (PBN) 0.59 Juta Ha dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) 8.4 Juta Ha. Dominasi perkebunan rakyat di Indonesia cukup besar, namun  prokduksi Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasikan masih sangat rendah. Produksi TBS pada sektor perkebunan rakyat hanya mencapai 16.27 Juta Ton sedangkan pada sektor perkebunan swasta mencapai 29.50 Juta Ton (Dirjenbun, 2022).

Rendahnya produksi TBS pada sektor perkebunan rakyat di Indonesia menyita perhatian pelbagai pihak di seluruh dunia, termasuk universitas. Penelitian GYGA ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan produksi kebun kelapa sawit rakyat atau perkebunan petani swadaya dengan potensi yang seharusnya diperoleh dengan penerapan standar GAP.  Peneliti yang tergabung dalam Tim Global Yeild Gap Atlas (GYGA) dari Universitas Nebraska – Lincoln bekerjasama dengan Yayasan Setara Jambi untuk program GYGA di Jambi dan Sumatera Selatan, melakukan penelitian dan program demo plot tentang penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan pendataan pekebun swadaya. Penelitan tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2019 dan akan berakhir pada tahun 2023.

Saudara Ridho Iskandar, Sustainability Palm Oil Manager Yayasan Setara Jambi sekaligus koordinator program GYGA di Setara, menjelaskan penelitian yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, bertujuan untuk mengetahui perbandingan produksi TBS yang diolah dengan standar GAP dengan kebun yang diolah dengan seadanya, selain di Jambi dan Sumatera Selatan, kegiatan yang sama juga dilakukan di Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Saat dikonfirmasi update program, saudara Ridho Iskandar menambahkan, “untuk update kegiatan saat ini, sedang ada pengambilan data yang dilakukan oleh kawan – kawan dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), Medan. Di Desa Mendis Jaya dilakukan pada hari sabtu, minggu dan seini (7 – 9 Januari 2023), sedangkan di Desa Sungai Rotan lagi dimulai selasa, rabu dan kamis (10 – 12 Januari 2023)”. Tutupnya.

Ditempat berbeda, Muhammad Khairul selalu Koordinator Lapangan program GYGAdari Yayasan Setara Jambi saat dikonfirmasi mengungkapkan, “Ya, betul di Desa Mendis Jaya kemarin telah dilaksanakan pengambilan sampel hasil panen baik dari kebun control dan kebun demplot. Pengambilan data untuk saat ini adalah pengambilan sampel hasil panen atau buah aja.” ungkap pria yang kerap dipanggil Bang Irul tersebut.

“Kalau parameternya ada lima (5) yaitu, berat tandan buah segar, ukuran buah, jumlah brondolan dalam satu janjang, rendemen minyak dan identifikasi jenis buahnya. Empat (4) parameter bisa langsung didapat dilapangan kemudian ditabulasikan, tapi untuk rendemen harus dikirim dulu ke Medan baru nanti dapat hasilnya. Kalua di Desa Sungai Rotan baru akan dimulai pada hari selasa, untuk parameter dan teknisnya sama dengan yang di Mendis Jaya” Tutupnya.

Dari program ini, Setara jambi tidak hanya membantu pihak Nebraska untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, akan tetapi lebih dari itu tim Setara Jambi juga melakukan edukasi tentang pentingnya pengelolaan pertanian berkelanjutan, mendorong terbentuknya kelembagaan petani untuk bersama-sama menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi. 

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *