Festival Desa adalah satu rangkaian kegiatan
kampanye, berbagi pengetahuan dan pengalaman, edukasi publik tentang pangan
local, makanan sehat, saling keterhubungan petani dengan konsumen dan hal
lainnya yang berhubungan dengan kehidupan di desa, yang dikemas dalam beragam
kegiatan kecil seperti workshop, pameran, demo, music, tarian, lomba menggambar
dll.
Ini kali kedua Yayasan Setara atas nama
Jaringan Petani Pangan Sumatera berpartisipasi dalam kegiatan Festival Desa
yang diinisiasi oleh Perkumpulan Indonesia Berseru setiap tahunnya. Sama
seperti tahun lalu kegiatan Festival Desa 2017 kembali dipusatkan di Jakarta
Selatan tepatnya di Bumi Perkemahan Ragunan.
Lalu apa yang Setara bawa dari Sumatera?
Jambi, Riau dan Sumatera Selatan adalah tiga
provinsi di Sumatera yang sempat naik daun di tahun 2015 karena bencana
kebakaran hutan dan lahan, ada yang prihatin tapi tak sedikit pula yang
mengutuk karena dianggap biang atas mengepulnya asap yang mengakibatkan
lumpuhnya kehidupan ekonomi saat itu. Ya, tiga provinsi ini dikenal dengan luasan
perkebunan skala besar, baik perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan kayu
Hutan Tanaman Industri.
Meskipun laju ekspansi perkebunan kelapa sawit
dan HTI di Sumatera, telah banyak mempengaruhi tradisi dan budaya masyarakat
dalam system pertanian pangannya, yang tadinya mengembangkan perkebunan tanaman
keras juga menaman sendiri tanaman pangan untuk kebutuhan konsumsi keluarga,
lalu merubah total lahan pertaniannya menjadi tanaman keras dan memenuhi
kebutuhan pangannya dengan cara membeli.
Di tengah situasi tersebut masih terdapat
beberapa kelompok masyarakat yang berusaha menjaga dan mempertahankan kearifan
pertaniannya, bahkan berusaha mengembalikan system budidaya pertanian tanpa
kimia, menjaga tanaman-tanaman hutan yang selama ini menjadi salah satu pangan
local seperti durian, pete, jengkol, kabau dan lainnya.
Yayasan Setara mendukung masyarakat untuk
mengembangkan tamanan pangan dan membuat produk olahan untuk pengembangan
livelihood dan memperluas produk makanan khas Jambi dan Sumatera. Membantu kelompok
untuk membuat dan mengembangkan penjualan beras local, produk olahan durian
menjadi tempoyak dan sambal kabau, keripik ubi dan kerupuk ikan. Jaringan
lainnya di Sumatera juga melakukan hal sama, Riau Hijau mendukung pengembangan
Kampung Buah, usaha nting-nting jahe, pengolahan ikan pating menjadi kerupuk.
Wahana Liar Sumatera Barat membantu pengembangan usaha lele asap, gulo-gulo
kelamai, kopi dan lainnya. Yang berbeda adalah Lingkar Hijau Sumatera Selatan,
untuk kegiatan usaha kelompok yang didukung adalah kerajinan purun dan
pengolahan asap cair (pengganti asam semut untuk pembekuan getah karet).
Semua kegiatan ini bermuara kepada peningkatan
kualitas penghidupan masyarakat, kedaulatan lahan dan pangan. Bagi Yayasan
Setara Festival Desa menjadi salah satu media untuk mengkampanyekan pangan
local asal Jambi dan daerah lainnya yang ada di Sumatera, agar pangan local
Jambi juga dikenal lebih luas, di samping itu Festival Desa menjadi ajang untuk
pengembangan pengetahuan dan membangun solidaritas antar petani dan pemerhati
desa untuk saling mempekuat satu sama lainnya.
Pada hari kedua, Sabtu tanggal 9/12 stand
Yayasan Setara didatangi banyak pengunjung, dari sekian banyak pengunjung yang
baru mengetahui Tempoyak dan Kabau terdapat juga beberapa pengunjung yang
mengenal makanan permentasi durian ini, “wah ada tempoyak yah, saya sudah lama tidak makan tempoyak Mas”, ternyata pengunjung tersebut berasal dari
Sumatera dan membeli 2 botol sambal tempoyak untuk mengobati kerinduannya akan
kampung halaman. Dan pada hari ketiga, Minggu 10/12 Sambal Tempoyak dan Kabau
menjadi salah satu sambal yang mengundang keingintahuan dan interesting
partisipan dan pengunjung Festival Desa.
Jakarta Selatan, 10
Desember 2017
Tulis Komentar