Sejak tahun 2007, Yayasan Setara secara intens
telah aktif melakukan pendampingan
petani, baik dari petani pangan dan juga petani kelapa sawit guna menjaga
pertanian yang baik dan berkelanjutan. Untuk periode ini, pendampingan petani
pangan (petani padi sawah) dilakukan di 3 wilayah Provinsi Jambi, yaitu di Desa
Kunangan, Kabupaten Muaro Jambi dan Desa Terusan serta Desa Pasar Terusan di
Kabupaten Batanghari.
Landasan program Yayasan Setara yaitu dengan melihat
realita kondisi pertanian saat ini, banyak permasalahan yang dihadapi petani.
Mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, teknik budidaya, sistem tanam, irigasi,
pengendalian hama & penyakit, manajemen panen dan pasca panen hingga
kegiatan hilir berupa pemasaran. Semuanya butuh strategi yang baik dan tepat. Selama
ini banyak petani yang bertani dengan dasar pengetahuan turunan. Mereka
melakukan kegiatan pertanian mengikuti pola-pola yang telah dilakukan
leluhurnya atau orang tua secara turun-temurun. Tanpa disadari, potensi lahan
dan kegiatan pertaniannya dibiarkan begitu saja.
Kemudian tingginya ekspansi lahan pertanian terutama
padi dan horticultura ke arah sektor perkebunan, menjadi motivasi Yayasan
Setara untuk menjaga dan meningkatkan areal pangan di Provinsi Jambi. Bahkan
contoh kasus di Desa Kunangan Kec.Taman Rajo Kab. Muaro Jambi, areal pangan
terancam bergeser menjadi industri batubara. Secara perlahan, setiap tahunnya
lahan sawah petani mulai dibeli oleh perusahaan sedikit demi sedikit. Disisi
kelembagaan, banyak sekali kelompok tani yang sudah tidak aktif bahkan tidak
jelas lagi stuktur dan fungsi serta tujuan berkelompok. Jadi dalam kegiatan bertani, umumnya petani
melakukan secara perorangan/individual tanpa melibatkan peran kelompok.
Salah satu program yang diusung oleh Yayasan Setara
guna meningkatkan pengetahuan dan sikap petani, adalah dengan mengadakan
kegiatan pelatihan budidaya padi (GAP) dan kelembagaan kelompok. Dengan
meningkatnya pengetahuan dan sikap, diharapkan mampu mengubah pola pikir dan
pola bercocok tanam ke arah yang lebih baik, sehingga secara tidak langsung
juga mampu meningkatkan produktivitas hasil tani.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan sudah dimulai
sejak Bulan Februari Tahun 2019, dimana
Yayasan Setara mengadakan Training Of
Trainer (TOT). Sesuai namanya, pada tahap ini tim melatih 15 orang kandidat
sebagai Local Trainer, yang dipilih dari 3 desa dampingan tersebut. Adapun para
Local Trainer dilatih oleh seorang narasumber, yaitu Bapak Suyanto. Beliau
merupakan petani teladan di Desa Pudak Kec.Kumpeh Ulu Kab.Muaro Jambi sekaligus
petani penangkar benih terbaik nomor dua tingkat nasional. TOT dilakukan selama
2 hari dan menggunakan pola pendidikan orang dewasa agar dalam penyampaian
materi benar-benar optimal. Dengan adanya Local Trainer, diharapkan ke-15 orang
inilah yang akan mampu menjadi pelatih lokal bagi 250 orang petani lainnya.
Kemudian setelah itu, kegiatan lanjutannya adalah Farmer Training atau pelatihan petani.
15 orang local trainer terlatih tadi,
mampu menjadi narasumber atau pelatih bagi 250 petani terdata yang dibagi dalam
3 wilayah :
a. Desa Kunangan :
50 petani
b.
Desa Pasar Terusan : 100 petani
c. Desa Terusan :
100 petani
Farmer training dilakukan selama 2 hari dan dibagi
dalam beberapa kelas, yang mana setiap kelas berjumlah 25 orang peserta. Adapun
pelaksanaan dilakukan berlangsung dari bulan Februari hingga April 2019. Diakhir pelatihan, diharapkan 250 petani
terlatih ini nantinya memiliki pengetahuan yang meningkat dalam berbudidaya
padi sawah dan mampu menjadi penyuluh swadaya bagi petani lainnya yang ada di
desa.
Selama pelaksanaan, banyak sekali sharing dan diskusi yang tejadi. Baik itu seputar kegiatan pratanam hingga ke pasca panen. Contohnya, pada tahap pemilihan benih yang baik. Sebagian petani baru mengetahui penggunaan air garam sebagai cara menyeleksi benih yang baik. Selama ini petani menggunakan air biasa sebagai air untuk merendam benih, bahkan ada petani yang tidak melakukan seleksi benih.
Kemudian untuk pola tanam dan jarak tanam, mayoritas
petani masih menggunakan sistem tanam acak. Padahal dengan sistem tanam acak
memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
-
Pertumbuhan gulma dan
hama yang tidak terkendali.
-
Lebih rentan
terserang penyakit
-
Sulit melakukan
perawatan dan pemupukan, karena jarak tanaman tidak teratur
-
Populasi tanaman yang
tidak maksimal, dan
-
Produksi padi tidak
optimal.
Oleh karena itu, didalam pelaksanaan pelatihan
disampaikan bahwa penggunaan sistem tanam Jajar Legowo sangatlah dianjurkan
untuk diterapkan. Berbagai kelebihan dengan menggunakan menggunakan pola jarwo
diharapkan menjadi poin utama bagi petani padi dalam rangka meningkatkan
produktivitas padi sawah.
Dari segala proses pelaksanaan
GAP dan Kelembagaan Kelompok Tani yang sudah dilaksanakan, diharapkan adanya
perubahan pertanian pangan kearah yang lebih baik, baik ditinjau dari sisi
budidaya hingga pola pikir petani dalam bertani. Untuk ditingkat desa dan
instansi terkait, diharapkan juga ada kebijakan-kebijakan serta program yang
dapat mendukung keberlangsungan pertanian desa di Provinsi Jambi.
Tulis Komentar