Oleh:
Irwan Hadi Syamsu*
“Daripado nggemukkan padi tapi kito kurus,
biaklah padi kurus asal kito gemuk”, -Daripada menggemukkan padi
tapi kita kurus, biarlah padi yang kurus asal kita gemuk-
Setidaknya,
kalimat menggelitik itu merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan
petani swadaya yang berhasil kami –Tim Setara Jambi- gali dalam “Identifikasi Masalah dan Potensi
Pertanian Desa Dalam Rangka Penyusunan Usulan di Musrenbangdes” sebagai bentuk
pendampingan terhadap petani pangan swadaya pada enam Desa di Kecamatan
Sekernan, Muaro Jambi. Kalimat itu satire,
namun cukup menjadi representasi mahalnya harga pupuk dan ketidakteraturan
bantuan pupuk dari pemerintah.
Permasalahan
dihimpun untuk menemukan pemecahannya, tentu saja. Sesuai dengan pernyataan W.
Kohler pada Teori Gestalt, insight untuk
memecahkan masalah muncul dari pengorganisasian persepsi terhadap keseluruhan
kondisi, termasuk potensi. Dari penghimpunan masalah tersebut, terungkap bahwa
petani kesulitan mendapatkan bibit unggul, pupuk berkualitas, serta pengentasan
hama yang tentu ber-impact terhadap
hasil panen.
Hasil
panen yang secara langsung mempengaruhi kesejahteraan petani, menjadi penting
untuk ditingkatkan kualitas serta kuantitasnya. Untuk akselerasi pencapaian
kesejahteraan, sesuai dengan prinsip demokrasi petani –dari petani, oleh
petani, untuk petani-, penyampaian usulan pada Musyawarah Perencanaan
Pembangunan seyogyanya mengakomodir kebutuhan petani yang berjumlah 29,59
persen dari seluruh populasi penduduk Indonesia (BPS, 2021)
Sebagai
negara agraris dengan potensi Sumber Daya Petanian yang melimpah, petani
–akronim dari “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”- merupakan elemen vital
terdasar yang menjadi ujung tombak pembangunan. Jika kesejahteraannya
terabaikan, petani mungkin dapat digambarkan sebagai the last man yang disebut Francis Fukuyama dalam “The End of History and The Last Man”,
atau letzter mensch versi Nietzsche
dalam “Also Sprach Zarathustra”.
Oleh
sebab itu, Yayasan Setara Jambi berusaha menjadi mikrofon bagi petani untuk menyaringkan
suaranya. Bekerjasama dengan pemerintah melalui unsur-unsur terkait, Yayasan
Setara Jambi berusaha menjalin harmonisasi pembangunan Desa menuju food security dan food sovereignty berkelanjutan agar tidak ada “Petani Lapar di
Sawah Sendiri”.
*Fasilitator
Desa Untuk Program Food Sustainable Setara
Jambi
Tulis Komentar